
Sejengkal tanah-pun tidak boleh dibiarkan kosong. Harus ditanami tanaman umur panjang yang dapat menunjang ekonomi masyarakat, pinta Pally.
Bupati Pally mewajibkan seluruh masyarakat di daerah ini untuk terus menanam. Menurutnya, masyarakat harus makmur melalui kerja keras lewat menanam agar ke depan kehidupan ekonomi masyarkat bisa lebih baik dari yang ada sekarang.
Pemerintah kabupaten demikian Pally, selama kurang lebih empat tahun terlibat aktif dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bahkan Bupati sendiri turut mengintervensi harga komoditi dipasaran. tujuannya adalah agar harga komoditi dapat menunjang perekonomian masyarakat.
“Tuhan sudah mengajarkan kita Ora et Labora, bekerja dan berdoa. Itu penting bagi masyarakat. Pemerintah kurang lebih empat tahun terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat diberikan perhatikan khusus. Termasuk intervensi harga pasar komoditi,” kata Pally menambahkan.
Selain mengintervensi harga komoditi, bupati juga memberikan bantuan dua unit perahu motor yang melayani proses pengangkutan komoditi masyarakat lewat jalur laut untuk rute timur dan barat. Di jalur darat, bupati memberikan bantuan 15 unit truk untuk melayani masyarakat yang ingin membawa hasil komoditi ke pasar.
Dikatakan Pally, ada pembangunan pelabuhan untuk rakyat sendiri di Binongko. Pelabuhan ini yang akan melayani pelayaran antar pulau dalam kabupaten. Kemudian pemkab menyiapkan pelabuhan antar pulau hasil untuk rakyat yang dibangun di Moru.
Bupati ingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menyambut beroperasinya pelabuhan peti kemas di Moru. Masyarakat harus siapkan komoditi untuk dijual keluar. Karena jika tidak demikian maka kehadiran pelabuhan peti kemas ini tidak akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Untuk itu sekali Pally menekankan pentingnya menanam. Ini solusi terbaik agar pelabuhan ini bisa bermanfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Jika pelabuhan peti kemas jadi dan beroperasi apa yang mau kita muat ke Surabaya untuk dijual. Karena banyak kapal dagang akan masuk di situ untuk mencari hasil bumi. Apakah masyarakat Alor sudah menyiapkan komoditi untuk dijual,” kata Pally menantang.
Pally mengisahkan beberapa saat silam ada investor yang menawarkan kepadanya untuk membeli komoditi kemiri dengan harga perkilo gram Rp. 50 ribu hingga Rp. 70 ribu. Tetapi syaratnya, dalam satu bulan dia butuhkan sekitar 300 ton kemiri. Tetapi kala itu ia tak langsung menyanggupi permintaan investor karena mempertimbangkan kekuatan dan kesiapan komoditi yang ada saat ini masih sulit memenuhi permintaan investor yang bersangkutan. Kenapa demikian karena harta dalam bentuk tanaman umur panjang ini merupakan warisan nenek moyang.
Pengembangan sekarang sangat terbatas. Ketergantungan masyarakat terhadap tanaman peninggalan masih sangat tinggi. jika kesiapan lahan kemiri cukup, tentu semua bisa dilakukan masyarakat.
Ketergantungan para petani terhadap tanaman umur panjang yang ditinggalkan leluhur justru sangat tinggi. Kalau dulu kita juga ikut menanam dalam lahan yang cukup luas maka permintaan investor tadi bisa kita jawab karena kita mempunyai kemiri yang cukup banyak.
Untuk diketahui, Bupati Pally melakukan kunjungan kerja dan beribadah bersama jemaat Imanuel Maiwal Desa Pintumas Kecamatan ABAD. ini kegiatan rutin yang dilakukan bupati dalam rangka melihat dari dekat kondisi masyarakat di pedesaan. Usai ibadah, bupati melakukan dialog dengan masyarakat untuk meminta masukan dan harapan terkait penyelenggaraan pembangunan daerah ini.
Pally pada kesempatan itu memberikan bantuan 150 sak semen untuk mendukung pembangunan gereja Maiwal.
Selain itu, bupati juga memberikan tambahan bantuan 100 sak semen untuk memperbaiki beberapa ruas jalan menuju desa tersebut yang terlihat dalam kondisi rusak parah. Bupati menghimbau masyarakat untuk bergotong royong memanfaatkan bantuan ini untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak. Bupati berjanji akan kembali mengunjungi wilayah itu jika masyarakat sudah memenuhi janjinya bergotong royong memperbaiki jalan yang rusak. oktotefi
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !