KUPANG, -- Penyidik Kepolisian Resor (Polres) Kupang Kota menahan dua oknum mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI NTT berinisial AM (19) dan DT (20).
Dua mahasiswa ini ditahan dalam kasus penemuan mayat bayi di Tofa, Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Kamis pekan lalu. AM dan DT ditahan setelah penyidik menemukan bukti adanya keterlibatan keduanya dalam pembunuhan bayi itu.
Wakapolres Kupang Kota, Kompol Yulian Perdana, menyampaikan hal ini saat dihubungi Pos Kupang, Minggu (21/7/2013). Yulian mengatakan, dua tersangka itu, satu mahasiswi dan satu mahasiswa Universitas PGRI NTT. Tak hanya AM dan DT, demikian Yulian, penyidik juga menetapkan Ny. FN selaku dukun beranak sebagai tersangka yang membantu mengeluarkan si jabang bayi dari rahim AM.
"Tersangka DT dan AM kami amankan di kediamannya di Tofa. Kedua tersangka kami tahan sejak Sabtu (20/7/2013) hingga 20 hari ke depan untuk kepentingan penyidikan," kata Yulian.
Ia menjelaskan, motif pembunuhan bayi itu karena diduga DT malu anak yang dilahirkan itu hasil hubungan gelapnya dengan AM. Padahal saat ini, tersangka DT sudah memiliki calon istri yang sementara hamil tiga bulan.
Tentang aksi pembunuhan bayi itu, Yulian mengatakan, setelah lahir dari rahim AM, bayi itu diduga dicekik AM hingga tidak bisa bernafas. Tak lama kemudian bayi meninggal dunia.
Setelah mengetahui bayi sudah mati, tersangka DT mengubur bayi di bawah pohon kelapa.
Untuk dukun beranak Ny. FN, kata Yulian, penyidik tidak menahannya. Pertimbangan penyidik karena kemanusiaan. Apalagi Ny. FN sudah berumur 80 tahun dan sering sakit-sakitan.
Sebelumnya diberitakan, warga Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, dihebohkan penemuan bayi laki-laki di RT 20/RW 08 wilayah setempat, Kamis (18/7/2013) malam, sekitar pukul 20.30 Wita. Bayi itu dibungkus kresek merah dan diletakkan dalam sebuah kardus.
Pantauan Pos Kupang, bayi laki-laki itu tidak bernyawa lagi dan masih terbungkus rapi dengan sebuah kresek merah dan diletakkan dalam kardus. Bayi itu sudah memiliki tangan, kaki dan organ lainnya. Sementara tubuhnya memiliki panjang sekitar 30-40 sentimeter.
Warga yang menemukan membawa bayi itu ke sebuah rumah kos yang ditempati oleh DT.
Rumah ini berjarak sekitar 50 meter dari tempat penemuan mayat. Beberapa saat kemudian aparat kepolisian dari Polsek Maulafa dan Polres Kupang Kota tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.
Bayi laki-laki yang berumur sekitar tujuh bulan atau delapan bulan itu ditemukan oleh seorang warga bernama Sarlin. Penemuan ketika Sarlin hendak mencari buah kelapa kering yang jatuh dari pohon untuk mencuci rambut.
Ketika Sarlin mendekati pohon kelapa di samping rumah Abner Ndun, dia curiga karena ada tumpukan daun kelapa kering yang ditindih batu besar. Sarlin mengangkat batu dan daun kelapa itu, ternyata ada bekas galian. Saat itu pula ada seekor anjing yang sempat berusaha untuk menggali bekas galian tanah yang ditutup.
Sarlin bertambah curiga dan memberitahukan kepada warga sekitar. Warga pun bersama Arlin menuju tempat itu dan menggali, akhirnya menemukan orok bayi laki- laki di dalam kardus.
Ketua RT 20, Kelurahan Maulafa, Lazarus Lape, yang ditemui mengatakan, penemuan mayat bayi itu sempat diketahui ketika warga beramai-ramai menggali dan mengangkat bayi itu ke rumah kos yang ditempati DT.
Lape mengatakan, sesuai informasi yang diperoleh bahwa pada Rabu (17/7/2013) malam, DT meminjam linggis ke rumah Maria Ndun dengan tujuan untuk menggali ubi. "Ketika DT pulang ke rumah kos, istrinya bertanya mengapa tangannya penuh lumpur, lalu DT sempat membentak dan memukul istrinya karena bertanya soal lumpur yang ada di tangannya," tutur Lape.
Lape menjelaskan, di wilayahnya itu tidak ada warga yang hamil selama ini sehingga besar kemungkinan orok bayi itu berasal dari luar wilayah RT 20.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !