Wilayah timur Indonesia, memiliki kekayaan alam yang tidak kalah mempesonanya dengan tempat-tempat lain di Indonesia, salah satu pesona yang sedang dikedepankan adalah Provinsi Nusa Tenggara Timuri. Pergerakan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di wilayah ini dari tahun ke tahun meningkat. Mencermati potensi tersebut baru–baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu berkesempatan mengunjungi Lembata dan Desa Lusilame di Flores, Nusa Tenggara Timur.
“Alam Indonesia Timur memiliki potensi wisata yang luar biasa indah, mulai dari potensi kehidupan bawah laut hingga gunung dengan daya tarik berbeda. Apalagi, NTT khususnya Lembata memiliki beberapa titik selam yang menarik,” kata Mari Elka Pangestu saat kunjungan kerja di Lembata, (24/6).
Pada kesempatan tersebut, Menparekraf bersama rombongan yang terdiri dari Ketua DPRD NTT, pengusaha dan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata meninjau kesiapan pelabuhan di NTT terkait rencana penyelenggaraan Sail Komodo. “NTT merupakan bagian dari Program MP3EI Program V yang merupakan gerbang pariwisata dan ketahanan pangan. Maka, kami akan terus mendorong pengembangan pariwisata di daerah ini agar menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat setempat,” sebutnya lagi.
Terkait hal tersebut, wisatawan yang mengunjungi Flores bisa mendapat keuntungan karena banyak objek wisata yang bisa dikunjungi di Flores, antara lain danau Kelimutu, Bukit Baur, dan Pantai Pink. Tentang pasar pariwisatanya sendiri Menparekraf optimis alam NTT berpotensi untuk dikunjungi wisatawan Australia. “Ditinjau secara wilayah, NTT berdekatan dengan Australia, sementara secara karakter, wisatawan Australia menggemari wisata berpetualang dan wisata bahari,”lanjutnya.
Menparekraf menjelaskan, bahwa event yang diselenggarakan di NTT, misalnya Sail Komodo yang dilakukan setiap tahun dapat berkontribusi dalam promosi wilayah sekitar. “Promosi pariwisata yang dilakukan di NTT perlu didukung pengadaan infrastruktur yang memadai. Untuk itu, kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memperbaiki infrastruktur di NTT,” jelasnya lagi. Terkait dengan penyelenggaraan Sail Komodo 2013, Menparekraf berharap agar event tersebut bisa mengangkat Pulau Komodo dan daerah Flores di mata dunia internasional.
Kunjungan ke Desa Lusilame
Selain mengunjungi Lembata, Menparekraf juga berkesempatan mengunjungi Desa Lusilame di Lamalera, NTT. Pada kesempatan tersebut Menparekraf mengajak masyarakat setempat untuk mempertahankan kearifan lokal dan kearifan alam serta menjaga sapta pesona. “Secara alam, NTT sangat menarik, namun sebaiknya ditambahkan cerita mengenai keindahan alam tersebut sehingga wisatawan semakin tertarik mengunjungi daerah ini,” jelasnya ketika mengunjungi Desa Lusilame.
Menparekraf juga berkesempatan berinteraksi dengan masyarakat sekitar yakni dengan mengunjungi Pasar Pelelangan Ikan Lewoleba serta mengunjungi pengrajin tenun kain khas Flores. “Keindahan kain tenun khas Flores sangat mempesona, saya kagum karena setiap daerah memiliki ciri khas kain yang berbeda. Hal yang harus dipertahankan adalah pemakaian warna alam. Kami mendapat masukan dari pengrajin tenun kain untuk bisa mencarikan cara agar kualitas produksi dan pemasaran tenun ikat semakin baik,” katanya lagi.
Diakhir pertemuan, Menparekraf berpesan bahwa memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebenarnya susah-susah gampang. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan pariwisata adalah unsur sapta pesona, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah dan kenangan. (Puskompublik)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !