Bantahan tersebut disampaikan Benny usai menjalani pemeriksaan selama lima jam di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta.
"Saya ditanya berkaitan dengan isu di mana disebutkan saya ikut dalam pertemuan King Krab di Sumitmas dengan bapak Djoko Susilo. Saya tegaskan, saya tidak pernah hadir dalam pertemuan itu," kata Benny sebelum meninggalkan gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/3).
Selain itu, Benny juga mengatakan tidak pernah menghadiri pertemuan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut juga diduga terjadi pembahasan perihal uang jasa.
"Saya ditanya apakah pernah menghadiri pertemuan di Hotel Dharmawangsa bersama-sama dengan teman-teman anggota Komisi III dan Djoko Susilo. Saya tegaskan tidak pernah hadir dalam pertemuan itu," ungkap Benny.
Menurut informasi yang beredar, telah terjadi pertemuan yang membahas uang jasa pengurusan anggaran kepolisian di Restoran King Crab, kawasan bisnis Sudirman, Jakarta Selatan, pada 2010.
Dalam pertemuan itu, juga dihadiri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Teddy Rusmawan, mantan Bendahara Umum DPP Demokrat Muhammad Nazaruddin, politikus Demokrat Saan Mustopa dan Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi Budi Susanto.
Dalam pertemuan itu, Nazaruddin dikatakan meminta uang jasa pengurusan anggaran kepolisian yang besarnya sekitar 12 persen dari anggaran yang disetujui.
Usai pertemuan tersebut, Teddy selaku ketua pengadaan proyek simulator, menurut informasi, membagi-bagikan hadiah ke beberapa politisi. Di antaranya, menyerahkan Rp 4 miliar untuk Nazaruddin. Serta, uang dalam bentuk dolar Amerika Serikat sebagai jatah untuk Demokrat.
Selain buat Demokrat, jatah juga dibagi ke partai-partai lain. Bagian untuk politikus PDI-P sebesar Rp 2 miliar yang dikirim ke kantor Herman Herry. Bagian Partai Golkar Rp 4 miliar untuk Aziz Syamsuddin dan Bambang Soesatyo yang diserahkan melalui ajudan Aziz. (N-8)
sumber : http://www.suarapembaruan.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !