Menjadi seorang pemenang ditengah persaingan yang ketat sekarang ini adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi individu maupun golongan. Tentunya menjadi seorang pemenang dibutuhkan suatu trik-trik khusus dalam mempengaruhi dan menaklukkan orang lain.
Hal itulah yang menjadi pendorong Bernando J. Sujibto menulis buku yang berjudul 9
Menit Mempengaruhi dan Menaklukkan Orang Lain. Adapun 9 cara tersebut yaitu membentuk kepribadian yang berkualitas, membongkar potensi kepribadian kreatif, Build you self confidance, jadilah inpirasi, taktik mempengaruhi dan menaklukkan orang lain, memanfaatkan strategi Art of war, mempersiapkan pribadi Leadership, the power of persuasion dan covert persuasion.
Dalam buku ini terdapat beberapa pendapat tentang taktik dalam membujuk orang lain yaitu diantaranya menurut Jay White bahwa cara membujuk orang lain yaitu dengan cara bercermin kepada orang lain, kelangkaan, balas budi, waktu yang tepat, keserasian, obrolan yang cair, menggiring, benefit, teman-teman dan penguasa (hal 73-78).
Adapun cara membujuk orang lain menurut metode IBQ yang dikembangkan oleh Gary Yukl (1992) yaitu rational persuation, inspiration appeals tactics, consultation tactics, ingratiation tactics, personal appeal tactics, exchange tactics, coalition tactics, preasure tactics dan legitizing tactics (hal 78-85).
Penulis juga dalam bukunya ini menguraikan tentang ajaran Sun Tzu yang ahli dalam strategi perang dan kemampuannya dalam membujuk dan mempengaruhi orang lain yang masih sangat relevan pada masa saat ini. Ajarannya tidak hanya dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah militer, tetapi juga dipergunakan diberbagai bidang mulai dari ekonomi, poitik, corporate strategy, human resource, finance, hingga cara mendidik anak (hal 89).
Diantara pemikirannya yaitu bahwa “Dalam perang, strategi yang terbaik adalah merebut suatu negara secara utuh. Memperoleh seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukkan musuh tanpa bertempur. Itu baru keahlian”. Pemikiran Sun
Tzu tentang “Menang tanpa berperang” ini menjadi jurus jitu bagi perusahaan Yamaha Mio untuk bangkit dan berkembang dengan cara menyerang bagian pasar yang tidak terlayani yaitu yang pada awalnya kompetitornya mengabaikan pangsa pasar yang kecil untuk motor bebek. Kemudian ditangan perusahaan Yamaha Mio didesain sebaik mungkin sehingga motor bebek itu sesuai dengan kebutuhan bagi wanita (hal 93-94).
Buku ini sangat cocok dibaca bagi kalangan pembisnis untuk menarik hati pelanggannya dan juga bagi para pendidik untuk mempengaruhi anak didiknya agar patuh dan ta’at kepada gurunya. Sehingga terjalin hubungan yang harmonis diantara keduanya.
Selamat membaca….
Sumber: http://www.dakwatuna.com/
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !