Apakah Kuli Batu "Bermotor" Tak Layak Dapat Subsidi BBM? - KORAN MARICA DESA KAYANG
Headlines News :

IKLAN

Home » » Apakah Kuli Batu "Bermotor" Tak Layak Dapat Subsidi BBM?

Apakah Kuli Batu "Bermotor" Tak Layak Dapat Subsidi BBM?

Written By MARICA DESA KAYANG on Minggu, 23 Juni 2013 | Minggu, Juni 23, 2013

kuli batu

Realitanya, pemilik kendaraan bermotor itu lebih besar daripada pemilik Mobil (orang yang mampu). Lalu pemerintah menganggap bahwa kenaikan BBM adalah agar subsidi pemerintah tepat sasaran. Salah kaprah pemerintahan SBY...
Motor bahkan bagi orang yang miskin bisa jadi sebuah kebutuhan pokok, karena ia harus bekerja jauh dari rumahnya. Dan bensin adalah hal utama bagi mereka, untuk memenuhi kebutuhan kendaraannya guna menjangkau tempat kerjanya.
Bahkan kuli batu, pegawai proyek, tukang sapu jalanan, dsbnya. Mereka mempunyai motor yang perlu diisi bensinnya.
Seorang kuli batu yang kami temui berkata, "Rumah saya terbuat dari gedek (Dinding bambu), dan kebutuhan hidup kami kekurangan, tetapi saya perlu motor untuk bisa selalu bekerja. Ketika bensin naik, saya bingung, berarti biaya hidup semakin tinggi karena sembako juga pasti naik, disebabkan bensin naik. Meski dapat BLT (maksudnya BLSM), nggak cukup, apalagi mandor tidak akan menaikkan upah kerja," Keluh Sami'un, seorang kuli batu yang berada di Kota Mojokerto.
Ketika kami tanya, kenapa tidak naik angkutan umum saja biar lebih murah?
Kuli batu itu menjawab, "Murah apanya mas, naik angkutan umum sama saja dengan menghilangkan setengah dari pendapatan saya, bensin 1 liter saja seharga Rp 4500, saya bisa balik Pulang Pergi 2 kali dari tempat kerja. Tetapi, jika naik angkutan umum, harga Rp 4000 itu hanya 1 kali berangkat, itu belum ongkos pulang, jadi Rp 8000 pulang pergi hanya 1 kali saja. Lebih baik kredit motor saja, bisa lebih murah."
Beginilah  realita kehidupan rakyat Indonesia. Dari dulu pemerintah hanya mengambil jalan Instan untuk memuluskan rencananya mendapatkan tambahan anggaran, dan selalu mengatakan bahwa Subsidi BBM akan disalurkan dengan tepat sasaran pada yang berhak mendapatkan Subsidi pemerintah.
Padahal berapa persen orang yang memakai mobil? Lalu apakah setiap orang yang mempunyai kendaraan bermotor dianggap orang yang tidak berhak menerima subsidi BBM?
Pemerintah dari dulu belum mampu memberikan layanan transportasi yang murah dan memadai untuk masyarakat bawah. Hingga sekarang, ketika BBM sudah beberapa kali di naikkan dengan janji-janji Pemerintah yang mengatakan akan memperbaiki berbagai prasarana. Tetapi semua itu hanya bualan pemerintahan SBY saja.
Kenapa banyak kalangan menengah kebawah memilih memiliki motor? Ini dikarenakan motor dianggap lebih murah dan menghemat pendapatan mereka. Dan mereka memilih kredit motor karena cara itu dianggap lebih menguntungkan.
Dengan kenaikan BBM saat ini, kita tidak tahu bagaimana nasib "Sami'un" yang lainnya.
Jadi, Subsidi BBM sudah tepat sasaran. Hanya Pemerintah saya yang tidak mampu menempatkan sasaran yang tepat untuk mengambil kebijakannya. Bagi orang kaya, kenaikan BBM bukan hal yang berarti. Tetapi bagi orang seperti Sami'un, kenaikan BBM sama artinya menambah penderitaannya.
Oleh: Abu Jaisy
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

KORAN MARICA

Blogroll

 
Support : Creating Website | Marica Desa Kayang | Marica Bisa
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. KORAN MARICA DESA KAYANG - All Rights Reserved
Template Design by Marica Desa Kayang Published by KORAN MARICA