PALUE -- Sebanyak 400 orang lebih warga Pulau Palue di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, khususnya dari Kampung Koa, Desa Rokirole, dan Kampung Nitung di Desa Nitunglea, dievakuasi ke Maumere dan ke titik aman di Uwa, Desa Reruwerere di Pulau Palue melalui Pantai Cua di Desa Nitunglea, Minggu (11/8/2013).
Evakuasi menggunakan enam kapal motor yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Sikka dan Pemerintah Kecamatan Palue. Tim gabungan dari Basarnas Maumere, Pemkab dan Pemerintah Kecamatan serta TNI/Polri ditambah masyarakat membantu pengungsi untuk dievakuasi.
Evakuasi melalui Pantai Cua mulai pagi hingga siang hari dipimpin langsung Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera, bersama Danlanal Maumere, Kolonel Andi Willy; Dandim 1603 Sikka, Letkol Satya; Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan, SIK; dan Camat Palue, Laurensius Regi.
Ikut mengevakuasi korban, yaitu mantan Wakil Bupati Sikka, dr. Wera Damianus, dan salah seorang pejabat dari Kabupaten Ende asal Palue, Wellem Enga.
Disaksikan Pos Kupang, saat Bupati Ansar dan rombongan tiba di Pantai Cua setelah berangkat dari Dermaga Uwa langsung menggerakkan tim melakukan evakuasi masyarakat yang sudah menunggu di pantai dan di kampung yang tidak jauh dari pantai itu.
Disaksikan Pos Kupang, saat Bupati Ansar dan rombongan tiba di Pantai Cua setelah berangkat dari Dermaga Uwa langsung menggerakkan tim melakukan evakuasi masyarakat yang sudah menunggu di pantai dan di kampung yang tidak jauh dari pantai itu.
Ratusan pengungsi usia bayi hingga nenek dan kakek dibantu tim naik ke atas kapal motor yang telah disiapkan. Petugas dari Basarnas dan TNI/Polri serta Tagana menjemput warga.
Petugas juga memikul barang-barang warga, menggendong anak-anak, nenek yang tidak kuat jalan dipapa. Demikian pula yang sakit ditandu. Di pantai sebelum naik ke perahu, petugas mengaturnya secara baik agar kapal motor yang mengangkut sesuai kapasitasnya.
Petugas mengatur mengutamakan bayi dan ibunya, anak-anak dan kaum perempuan. Masyarakat yang hendak dinaikkan ke atas kapal motor dibagi dua bagian, yakni yang mengungsi ke Maumere dan yang ke Uwa di Pulau Palue. Setelah semua pengungsi terangkut, Bupati Ansar dan rombongan langsung kembali ke Maumere menggunakan speed boat atau kapal cepat milik Basarnas.
Di speed boat itu juga mengangkut seorang pengungsi yang sakit, yakni Petrus Ngae (59) untuk dibawa ke RSUD TC Hillers Maumere. Kapolres Sikka, Hermawan, dan Camat Palue, Laurensius tetap siaga di Pantai Cua menunggu pengungsi untuk dievakuasi.
Bupati Ansar mengatakan, warga yang dievakuasi adalah warga yang wilayahnya masuk dalam zona merah. Hal ini harus dilakukan karena ancaman Ggunung Rokatenda ini masih ada.
Menurut dia, pemerintah dan berbagai elemen akan mengurus pengungsi yang ada. Oleh karena itu sebagai tindakan penyelamatan harus keluar dari zona merah. Ansar mengungkapkan, program jangka panjang pemerintah akan mengurus relokasi.
Martina Kula dan Martha dari Kampung Koa kepada Pos Kupang di Pantai Cua mengatakan, mereka merasa ketakutan ketika letusan Gunung Rokatenda menggelegar pada Sabtu (10/8/2013) pukul 04.27 Wita. Letusan Rokatenda kali ini luar biasa karena tanaman terbakar dan rumah rusak terkena semburan debu panas bercampur kerikil dan batu ukuran kecil. "Semua tanaman kami mati. Kalau begini, kami juga bisa mati. Lebih baik kami mengungsi," tutur Martha. (oma/ris)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !