KORAN MARICA--LEWOLEBA -- Warga Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata Lukas Koban menanggapi sedih mendengar bupati menyatakan siap mundur dari jabatan sebagai bupati.
"Kami masyarakat sebenarnya tidak tahu apa yang dibuat oleh Dewan. Yang kami tahu, bupati datang dan temui kami masyarakat. Tetapi anggota DPRD itu tidak," tutur Lukas.
Lukas mengaku terus mengikuti perkembangan keribuatan antara lembaga legislatif dan eksekutif di Lembata. Pemerintah tidak dengar DPRD dan DPRD tidak dengar pemerintah.
"Kalau pemimpin sudah ribut terus begini, terus siapa yang urus masalah masyarakat. Jangan ribut terus, harus ada yang mengalah," kata Lukas.
Lukas mengatakan, malu kalau bupati sebagai orang nomor satu di Lembata dan 25 anggota Dewan terus ribut. "Aduh, kalau mereka begini terus, siapa yang urus kita? Kita lagi yang urus mereka," kata Lukas.
Beberapa pedagang ikan dan sayur di Pasar Ikan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lewoleba cuek ketika ditanya tentang kisruh antara DPRD dan pemerintah daerah. "Semua mereka sama saja, hanya urus diri mereka sendiri," kata seorang ibu spontan.
Kekecewaan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, terhadap berbagai kritikan anggota DPRD Lembata memuncak, Senin (15/4/2013) malam. Dalam sidang paripurna dengan agenda Laporan Keterangan Pertanggungungjawaban Bupati Lembata tahun 2012 di ruang sidang DPRD Lembata, bupati menyatakan ingin mundur dari jabatannya sebagai Bupati Lembata.
"Malam ini juga saya bersedia mundur dan jalan," kata Bupati Eliaser Yentji Sunur menanggapi pertanyaan klarifikatif anggota DPRD Lembata.
Bupati menilai koreksi dari anggota DPRD Lembata terhadap dirinya terlalu tendensius. Dan meminta anggota DPRD Lembata jangan saling melukai satu sama lain. "Jika terjadi kesalahan yang dibuat oleh pemerintah, kita sama-sama memperbaiki," ujar Bupati Sunur, langsung disambut interupsi anggota Dewan.
Anggota Dewan menilai bupati menggurui mereka. "Bupati jangan nasehat DPRD. Jangan menganggap kami seperti anak kecil yang perlu dinasehati," kata Alwi Murin, ditegaskan lagi oleh anggota DPRD lain, Yakobus Liwa agar bupati jangan menggurui anggota Dewan. *
"Kami masyarakat sebenarnya tidak tahu apa yang dibuat oleh Dewan. Yang kami tahu, bupati datang dan temui kami masyarakat. Tetapi anggota DPRD itu tidak," tutur Lukas.
Lukas mengaku terus mengikuti perkembangan keribuatan antara lembaga legislatif dan eksekutif di Lembata. Pemerintah tidak dengar DPRD dan DPRD tidak dengar pemerintah.
"Kalau pemimpin sudah ribut terus begini, terus siapa yang urus masalah masyarakat. Jangan ribut terus, harus ada yang mengalah," kata Lukas.
Lukas mengatakan, malu kalau bupati sebagai orang nomor satu di Lembata dan 25 anggota Dewan terus ribut. "Aduh, kalau mereka begini terus, siapa yang urus kita? Kita lagi yang urus mereka," kata Lukas.
Beberapa pedagang ikan dan sayur di Pasar Ikan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lewoleba cuek ketika ditanya tentang kisruh antara DPRD dan pemerintah daerah. "Semua mereka sama saja, hanya urus diri mereka sendiri," kata seorang ibu spontan.
Kekecewaan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, terhadap berbagai kritikan anggota DPRD Lembata memuncak, Senin (15/4/2013) malam. Dalam sidang paripurna dengan agenda Laporan Keterangan Pertanggungungjawaban Bupati Lembata tahun 2012 di ruang sidang DPRD Lembata, bupati menyatakan ingin mundur dari jabatannya sebagai Bupati Lembata.
"Malam ini juga saya bersedia mundur dan jalan," kata Bupati Eliaser Yentji Sunur menanggapi pertanyaan klarifikatif anggota DPRD Lembata.
Bupati menilai koreksi dari anggota DPRD Lembata terhadap dirinya terlalu tendensius. Dan meminta anggota DPRD Lembata jangan saling melukai satu sama lain. "Jika terjadi kesalahan yang dibuat oleh pemerintah, kita sama-sama memperbaiki," ujar Bupati Sunur, langsung disambut interupsi anggota Dewan.
Anggota Dewan menilai bupati menggurui mereka. "Bupati jangan nasehat DPRD. Jangan menganggap kami seperti anak kecil yang perlu dinasehati," kata Alwi Murin, ditegaskan lagi oleh anggota DPRD lain, Yakobus Liwa agar bupati jangan menggurui anggota Dewan. *
Editor : alfred_dama
Sumber : Pos Kupang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !