Ranaka dan KMP. Sirung yang sudah tiba di pelabuhan Ferry Bolok sejak 26 Maret dan 3 April 2013 lalu itu belum bisa digunakan.
Informasi yang dihimpun Timor Express menyebutkan, dua kapal penyeberangan itu dihibahkan kepada Pemprov NTT dan pengelolaannya menjadi tanggungjawab Pemprov NTT.
Bantuan itu berbentuk hibah, dan masing-masing kapal bernilai sekira Rp 30 miliar. KMP. Sirung merupakan kapal perintis yang akan melayani rute Kupang-Ende. Namun penggunaannya masih menunggu peresmian langsung oleh presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono.
Sementara KMP. Ranaka merupakan kapal cadangan yang dihibahkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu kapal milik PT. ASDP melakukan docking atau perbaikan. Namun informasi lain menyebutkan, pihak PT. ASDP berupaya mendekati Kementerian Perhubungan (Kemhub) untuk mengelola KMP. Ranaka. Bahkan salah satu sumber menyebutkan, dalam minggu ini, tim dari PT. ASDP akan turun ke NTT untuk tujuan tersebut.
Manager Usaha PT. ASDP Cabang Kupang, Anas Lamida yang dikonfirmasi Timor Express melalui Supervisor, Hermin Welkis, Senin (8/4) mengakui adanya dua kapal motor penumpang jenis Ferry yang ditambat di pelabuhan ASDP Bolok.
Namun menurut Hermin, hingga saat ini belum ada penyerahan dari pihak galangan kepada pemerintah atau PT. ASDP atau ke perusahaan lain. Namun dia mengakui, informasi yang diterima pihaknya menyebutkan, salah satu dari kedua kapal tersebut akan dikelola PT. ASDP.
"Untuk sementara kita hanya siapkan tempat untuk ditambat sementara karena belum ada penyerahan dari pihak galangan. Memang informasinya, KMP. Ranaka itu nanti dikelola PT. ASDP, tapi kan harus ada penyerahan ke Kementerian Perhubungan dulu, baru selanjutnya mau diserahkan ke siapa lagi itu kewenangan mereka. Memang kapalnya semua kapal baru dan sampai sekarang yang di atas kapal itu petugas dari galangan," jelas Hermin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) NTT, Bruno Kupok yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (8/4) menjelaskan, pihaknya telah mendapat informasi tentang adanya dua kapal penumpang yang dihibahkan Pemerintah Pusat melalui Kemhub.
Ketika ditanyai bahwa sesuai penjelasan pihak ASDP yang menyebut KMP. Ranaka akan dikelola PT. ASDP, Bruno mengatakan, pihaknya belum mengetahui kepastian informasi tersebut. Namun jika benar, pihaknya tetap menerima jika kebijakan dari pemerintah pusat.
"Iya dua kapal berkapasitas 750 GRT itu hibah dari pemerintah pusat untuk Provinsi NTT. Jadi satunya, KMP. Sirung itu kapal perintis untuk rute Kupang-Ende tapi masih menunggu peresmian dari presiden karena mau diresmikan secara nasional untuk semua kapal perintis baru se-Indonesia. Sementara untuk KMP.Ranaka itu awalnya sebagai kapal cadangan.
Misalnya untuk antisipasi kapal dari ASDP naik dock. Tapi mungkin itu kebijakan (dikelola ASDP, red) dari pusat jadi kita tiadk bisa tolak. Jadi kalau dikelola oleh PT.ASDP, maka pasti dikomersialkan. Sementara kalau untuk pemerintah provinsi, maka bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) karena nanti dikelola Perusahaan Daerah (PD) Flobamora," kata Bruno.
Ditanya lagi terkait nilai hibah tersebut, Bruno juga belum memastikannya. Namun menurut dia, berapa pun nilainya dan siapa pun yang mengelola, yang paling penting adalah untuk kepentingan dan kelancaran transportasi laut di wilayah provinsi NTT.
"Kalau harganya sekitar Rp 30 miliar per kapal. Tapi itu belum pasti. Nanti kalau sudah diserahkan ke kita baru kita bisa tahu itu. Yang saya tahu, kapasitasnya 750 GRT, lebih besar dari yang dimiliki PT. ASDP karna hanya 500 GRT," tambahnya. (mg9/aln)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !