Sail Komodo Mengubah Jargon "New Territory Tourism" - KORAN MARICA DESA KAYANG
Headlines News :

IKLAN

Home » » Sail Komodo Mengubah Jargon "New Territory Tourism"

Sail Komodo Mengubah Jargon "New Territory Tourism"

Written By MARICA DESA KAYANG on Selasa, 17 September 2013 | Selasa, September 17, 2013



KEPARIWISATAAN di Nusa Tenggara Timur memang tidak hanya komodo (Varanus komodoensis) yang telah ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (The New7 Wonders of Nature in the World).
    
Masih ada juga danau tiga warna di puncak Gunung Kelimutu di wilayah Kabupaten Ende, Taman Laut 17 Pulau Riung di Kabupaten Ngada, tradisi Pasola di Sumba, eksotik Pantai Nemberala, Taman Bawah Laut di Alor sampai ke tradisi prosesi Jumat Agung di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores.
    
Namun, dengan adanya pelaksanaan Sail Komodo 2013 yang berpusat di Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores, Sabtu (14/9), Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menyatakan optimistis bahwa kegiatan Sail tersebut dapat mengubah jargon NTT dari Nanti Tuhan Tolong menjadi New Territory Tourism (Daerah Baru Tujuan Wisata).
    
"Orang biasanya mengenal NTT dengan sebutan Nasib Tidak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong. Namun, dengan adanya Sail Komodo ini, saya optimistis dan percaya bahwa jargon NTT tersebut akan berubah menjadi New Territory Tourism," katanya.
    
Gubernur Lebu Raya tidak terlalu berlebihan melukiskan kondisi kepariwisataan tersebut karena Sail Komodo 2013 hanyalah gerbang utama untuk mempromosikan NTT sebagai destinasi wisata dunia.
    
"Jika berwisata ke NTT, jangan hanya ke Pulau Komodo karena kami masih memiliki objek wisata langka lainnya, seperti Danau Triwarna Kelimutu yang warnanya kerap berubah-ubah," ujarnya.
    
Menurut catatan Balai Taman Nasional Kelimutu, dalam 25 tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 10 kali warna Danau Triwarna Kelimutu berubah-ubah.
    
Kalangan ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan kimia berupa garam besi dan sulfat, mineral lainnya serta tekanan gas aktivitas vulkanik dan sinar matahari menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan warna air.
    
Selain itu, Taman Laut 17 Pulau Riung di Kabupaten Ngada, tradisi Pasola di Sumba, eksotik Pantai Nemberala, Taman Bawah Laut di Alor sampai ke tradisi prosesi Jumat Agung di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores, menjelang Hari Raya Paskah.
    
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang telah dinobatkan menjadi Duta Pulau Komodo juga mengakui bahwa jika komodo masuk tujuh keajaiban dunia, maka hal itu menjadi alat promosi yang luar biasa untuk memajukan pariwisata di NTT yang pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi rakyat setempat.
    
"Berapa banyak peningkatan jumlah turis yang akan datang. Itu akan memberi citra positif bagi bangsa Indonesia sekaligus memajukan pariwisata kita, terutama di Nusa Tenggara Timur," ujarnya.
    
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika meresmikan puncak acara Sail Komodo 2013 di Labuan Bajo, Sabtu (14/9), mengatakan bahwa kegiatan Sail Komodo menjadi momentum yang tepat untuk mempromosikan kekayaan bahari Indonesia kepada dunia.
    
"Acara-acara seperti ini merupakan bagian dari tonggak sejarah kebangkitan negara kita pada era pasifik dan kita tunjukkan kepada dunia bahwa negara kita tidak hanya kaya dengan sumber daya alam, tetapi juga memiliki potensi pariwisata yang luar biasa," kata kepala negara.
    
Sail Komodo 2013 dengan tema "Jembatan Emas Menuju NTT Menjadi Destinasi Wisata Kelas Dunia" juga sebagai momentum emas untuk menjadikan NTT sebagai pintu gerbang selatan pembangunan Indonesia.
    
"Setiap kapal pasti akan datang dan singgah di kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya untuk menggairahkan pariwisata di NTT. Saya berharap dalam waktu tidak lama ini kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya akan menjadi destinasi wisata kelas dunia," kata Presiden Yudhoyono.
    
Menko Kesra Agung Laksono sebagai Ketua Panitia Pengarah Sail Komodo 2013 mengatakan bahwa pengembangan pariwisata melalui pelaksanaan Sail Komodo ini sejalan dengan amanat MP3EI (Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia) di Koridor V yang meliputi Bali, NTB dan NTT. dengan titik fokus pada sektor perikanan dan keluatan, peternakan dan pariwisata.
    
Pelaksanaan Sail Komodo merupakan sail kelima setelah berlangsung Sail Bunaken di Manado pada tahun 2009, Sail Banda di Ambon 2010, Sail Wakatobi 2011, dan Sail Morotai di Morotai pada tahun 2012.
    
Melihat potensi pariwisata yang dimiliki daerah ini, maka jargon NTT dengan sebutan Nasib Tidak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong akan hilang dan berubah menjadi New Territory Tourism. (antara)
pos.kupang
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

KORAN MARICA

Blogroll

 
Support : Creating Website | Marica Desa Kayang | Marica Bisa
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. KORAN MARICA DESA KAYANG - All Rights Reserved
Template Design by Marica Desa Kayang Published by KORAN MARICA