
KORAN MARICA YOGYAKARTA: Layaknya Indonesia yang memiliki keberagaman, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga memiliki keanekaan tersendiri dalam bahasa dan budaya. Dalam satu kecamatan di NTT saja, sudah ada 4 bahasa berbeda. Walaupun begitu, yang menyatukan setiap perbedaan di NTT, tetaplah bahasa Indonesia.
Hal itu yang disampaikan mahasiswa dari NTT kabupaten Alor, Rinny Kabolden dan Risdizon F Onmal, di sela-sela Festival Seni dan Budaya NTT, di Gedung RRI Demangan Yogyakarta, Minggu (2/6). Acara yang diselenggarakan Persekutuan Keluarga Siswa Mahasiswa SoE Timor Yogyakarta (Perkesmasty) ini didukung SKH Kedaulatan Rakyat.
Festival Seni dan Budaya NTT sendiri melibatkan 21 kabupaten di NTT yang menampilkan berbagai tarian daerah, pameran hasil kebudayaan dan kuliner. Keterlibatan beberapa kabupaten di NTT ini tidak lepas dari upaya anak bangsa untuk turut menjaga dan melestarikan adat, seni dan tradisi yang dimiliki agar tidak diambil orang lain atau punah.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja organisasi 'Perkesmasty' yang berkeinginan untuk melestarikan seni dan budaya yang kami miliki. Selain itu, untuk menunjukkan eksistensi, integritas diri, dan budaya sebagai orang Timor Tengah Selatan (TTS) di Yogya. Dimana kami berada di lingkungan yang dihadapkan dengan berbagai budaya, baik lokal maupun asing yang berbeda dengan budaya kami berasal," jelas Ketua Panitia Pelaksana, Mario MA Neolaka SKom.
Ditambahkan Ketua Umum Organisai Perkesmasty, Doni E Tanoen SE, acara ini juga sebagai bentuk kontribusi positif kepada pemerintah DIY, masyarakat maupun wisatawan yang di Yogya. Mengingat, di era globalisasi ini, anak daerah juga merasa khawatir dengan besarnya ancaman budaya luar terhadap budaya lokal. (R-4)
http://krjogja.com/read/
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !