Jawaban Pally-Tahir Mengentaskan Kemiskinan Pedesaan - KORAN MARICA DESA KAYANG
Headlines News :

IKLAN

Home » » Jawaban Pally-Tahir Mengentaskan Kemiskinan Pedesaan

Jawaban Pally-Tahir Mengentaskan Kemiskinan Pedesaan

Written By MARICA DESA KAYANG on Jumat, 05 April 2013 | Jumat, April 05, 2013

Program Desa  Berdikari  Tri Krida

salah seorang anggota kelompok tani wanita baru habis menuai bawang merah di kebun kelompok di  Desa Talwai. Desa ini merupakan desa sasaran program Desa Berdikari Tri Krida Tahun Anggaran 2012 


KORAN MARICA:--Bupati Alor, Drs. Simeon Thobias Pally dan wakilnya Drs. Haji Jusran Mohammad Tahir memandang bahwa desa yang menjadi sasaran pembangunan daerah, selama ini kurang mendapatkan sentuhan pemerintah. Padahal, rata-rata desa yang ada di Kabupaten Alor terus dililit berbagai kesulitan. Karenanya, dua tahun setelah dipercayakan rakyat memimpin Nusa Kenari,  Pally-Tahir mengalokasikan Rp. 250 juta saecara bertahap untuk perpemberdayaan masyarakat desa melalui Program Desa Tri Krida Berdikari.  Ini cara Pally-Tahir menjawab permasalahan kemiskinan pedesaan secara bertahap di Kabupaten Alor. 

Jika pada tahun 2011 enam desa di Kabupaten Alor, maka pada tahun 2012 bersama DPRD Kabupaten Alor, pemerintah meningkatkan jumlah sasaran penerima Program Desa Berdikari Tri Krida menjadi 11. Dan Pada tahun 2013 dinaikan menjadi enam belas desa. Itu artinya, sudah 33 (tiga puluh tiga) desa di Kabupaten Alor yang sudah merasakan Rp. 250 juta secara langsung melalui Program Desa Tri Krida Berdikari di separuh lebih masa jabatan Pally-Tahir.
Tidak hanya itu, program yang dikenal karena tujuan akhirnya langsung menyentuh kebutuhan masyarakat pedesaan ini, ikut menyerap tenaga kerja. Pasalnya, sudah 33 tenaga kerja baru di daerah ini yang diseksi dan direkrut menjadi menjadi tenaga pendamping program pro rakyat dimaksud. Para tenaga kerja yang mendampingi masyarakat di desa yang menjadi sasaran program ini, umumnya merupakan anak-anak daerah yang sudah menyelesaikan studi strata satu, baik yang merupakan out put dari Universitas Tri Buana Kalabahi maupun lulusan dari perguruan tingga luar Pulau Alor.
Berikut motivasi dasar pemerintah Kabupaten Alor dibawah kepemimpinan Drs. Simeon Thobias Pally dan Drs. Haji Jusram Tahir melahirkan program Desa Tri Krida Berdikari dengan mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Alor setiap tahun sejak tahun 2011 senilai Rp. 250.000.000 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

Latar belakang:
1. Perlu upaya percepatan pencapaian target RPJMD Kab Alor 2010-2014
2. Pembangunan pedesaan sangat strategis karena sebagian besar tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian;
3. Pemasalahan petani/nelayan diperdesaan adalah akses kepada sarana dan prasarana produksi, khususnya akses kepada sumber pembiayaan/modal usaha;
4. Umumnya petani/nelayan  diperdesaan adalah masyarakat miskin dan tidak mempunyai aset yang dapat dijadikan agunan sebagai persyaratan lembaga keuangan/ bank. Data BPS Alor menunjukan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Alor pada bulan tahun 2011 tercatat sebesar 36,81 ribu jiwa (19,97%).
5. Pembangunan Desa Berdikari Trikrida melalui alokasi  dana segar (Fresh money)  sebesar Rp. 250 juta  dapat menciptakan masyarakat desa yang maju dan produktif (increased income and living standart).
6. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat perdesaan dengan basis usaha agribisnis, Perikanan, Perdagangan dan Usaha mikro lainnya yang  dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan terpadu .

Tujuan Program :
• Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif di perdesaan sesuai dengan keuanggulan komparatif Desa/Kelurahan;
• Meningkatkan kemampuan pelaku usaha dan kelompok, dalam mengelola usaha ekonomi produktif;
• Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis atau usaha rumah tangga lainnya;
• Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani nelayan menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
Sasaran Program :
• Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
• Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan  di desa/kelurahan yang memiliki KK miskin tinggi.

* STRATEGI PEMBANGUNAN DESA BERDIKARI TRIKRIDA
• Pengurangan KK Miskin Desa & Kelurahan :
1.  Pembangunan Ekonomi Produktif dgn Dana Rp. 250 juta
2. Dukungan Program & Kegiatan SKPD/Satker/Hibah LN
3. Sumber-sumber Pembiayaan pembangunan Swasta
4. Sumber Pembiayaan Swakarya Masyarakat

* Tahapan  Proses PEMBINAAN Kelompok Usaha:
1. tahun pertama KEGIATAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF
2. tahun kedua USAHA  SIMPAN PINJAM
3. tahun ketiga pembentukan KOPREASI/LKM

* Desa Berdikari Trikrida Tahun 2013:
1. Desa Motongbang;
2. Desa Pante Deera;
3. Desa Ternate Selatan;
4. Desa Welai Selatan
5. Desa Pintu Mas;
6. Desa Taman Mataru;
7. Desa Sidabui;
8. Desa Maukuru;
9. Desa Lipang;
10. 10. Desa Madar;
11. 11. Desa Piringsina;
12. 12. Desa Lekom;
13. 13. Desa Delaki;
14. 14. Desa kalondama Barat;
15. 15. Desa Tuleng.
16. 16. Desa Pura Timur.

Kegiatan  Utama
* Pengembangan komoditas Tanaman pangan, hortikultura,Peternakan,Perikanan, Usaha lain untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi masyarakat;
* Pengembangan komoditas perkebunan berorientasi ekspor antara lain jambu mete, Panili, kakao dan kopi;
* Pengembangan usaha kerajinan seperti tenun, anyaman bambu dan pengolahan produk makanan;
* Pengembangan Pemasaran komoditas di Desa/ Kelurahan.


Usaha Yang Dapat Dibiayai dengan BLM Desa Berdikari Tri Krida:
1. On  Farms/budidaya
1.1. Tanaman Pangan : jagung, padi, dll
1.2.  Hortikultura : sayuran,dll
1.3.  Peternakan
1.3.  Perikanan
1.5.  Perkebunan : pembibitan, okulasi, stek,dll

2. Off farm (Non budidaya) yang terkait dengan komoditas potensial :
1.2 Industri rumah tangga pertanian (Tenun, meubel,pengolahan pangan, minyak kelapa dan sejenisnya)
2.2. Pemasaran/Perdagangan hasil pertanian (Kios,bakulan sayuran, tanaman pangan dll)
2.3. Usaha lain berbasis pertanian.(penjualan kompos, usaha bunga  hias, kios saprotan, rice milling dan sejenisnya)

* USAHA YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI  Desa Berdikari Tri Krida :
Pembangunan rumah, pembangunan sarana umum, biaya perjalanan, biaya pelatihan, sewa rumah/sekretariat , beli bahan peledak dan usaha lain yang tidak bersentuhan dengan Ekonomi Produktif.

* DAMPAK PROGRAM/BENEFIT
1. Pemanfaatan potensi Desa menjadi optimal;
2. Perubahan perilaku hidup ( menabung,kemauan berkelompok,penambahan asset keluarga)
3. Penciptaan lapangan kerja/kesempatan berusaha di Desa:
4. Akses Modal Usaha yang Mudah; ---> Rentenir berkurang;
5. Pengembalian pinjaman  BLM relatif lebih baik  yang diikuti dengan Perkembangan Usaha;
6. Penggunaan pinjaman dengan sistim konvensional (non syariah);
7. Besar pinjaman antar  2-4 jt ; dan mengcover semua anggota kelompok;
8. Perkembangan usaha  Peternakan, perikanan, hortikultura , pemasaran hasil dan tenun jauh lebih maju;
9. Terjadi peningkatan pendapatan  rata2 sebesar  30,3% untuk perikanan, Horti 48,8 %, Pemasaran hasil 31,8% dan  tenun 11,5 % di banding usaha lain;
10. Peningkatan  Anggota untuk berkelompok  dari  71 kelompok menjadi 80 kelompok usaha. Anggota  kelompok meningkat dari 1.285 KK miskin menjadi 1.390 KK miskin;

* KENDALA /PERMASALAHAN
• Kurangnya Pelatihan teknis (pelatihan kacip mete,relawan vaksinasi,bokashi,Pelatihan traktor,pelatihan pembukuan keuangan/koperasi, kewirausahaan /pemasaran,pelatihan pewarnaan tenun,bantuan alat tangkap perahu
• Kurangnya akses terhadap Pemasaran  Hasil (tenun,anyaman,horti, dan Peternakan)
• Kurangnya Coolbox bagi kelompok Nelayan;
• Tidak tersedianya perkebunan Kapas bg kelompok tenun;
• Kurangnya Intervensi penanggulangan Hama Penyakit (tanaman dan ternak);
• Infrastruktur Jalan ke sentra produksi;
• Belum menjadi Gerakan bersama SKPD dalam program penanggulangan kemiskinan.

* Pembelajaran Program/Lesson learn
• Dengan proses pendampingan yang intensif ternyata  Kelompok telah bersikap terbuka terhadap informasi kemajuan, terbuka terhadap gagasan-gagasan baru serta terbuka terhadap kerjasama dengan lembaga lain sebagai proses pembelajaran dalam peningkatan ikatan sosial,  skala usaha maupun secara umum terhadap pertumbuhan ekonomi Desa.
• Usaha produktif yang dengan dukungan pelatihan dan modal yang cukup bagi Poktan memungkinkan terjadinya diversifikasi usaha mikro yang berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
• Kelompok  sebagai basis pergerakan perekonomian desa melalui pendampingan yang tepat akan melahirkan lembaga yang baik dan mandiri dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di desa yang akan berdampak pada peningkatan produksi dan pemasaran bersama.
• Kelembagaan Kelompok yang kuat secara Institusional dan kegiatan, “di jual” ke SKPD terkait untuk menjadi Koperasi.
• Kelompok yang kuat sebagai media pembelajaran BUMDEs di tiap Desa.
Kesimpulan
* Desa/kelurahan menjadi penting di bangun dalam kerangka peningkatan ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi lokal dan Penguatan kelembagaan Masyarakat;
* Desa berdikari tri Krida merupakan entry Point Sinergitas Program SKPD, dalam program penanggulagan kemiskinan;
* Fasilitator Desa / PKM mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung terwujudnya proses Pendampingan bg Pertumbuhan Ekonomi Desa.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

KORAN MARICA

Blogroll

 
Support : Creating Website | Marica Desa Kayang | Marica Bisa
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. KORAN MARICA DESA KAYANG - All Rights Reserved
Template Design by Marica Desa Kayang Published by KORAN MARICA