KORAN MARICA KUPANG – Mayoritas konflik yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mayoritas dipicu oleh minuman keras (miras) impor maupun lokal, misalnya anggur dan sopi (arak lokal).
Demikian disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Limas) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sisilia Sona saat bincag-bincang dengan sergapntt.com di Kantor Gubernur, Senin (4/11/13).
“Setelah kami lakukan pemetaan konflik yang ada di NTT, ternyata mayoritas pemicunya adalah miras. itu di atas 80 persen,” kata Sona.
Karena itu, lanjut Sona, pihaknya terus mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk segera membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang larangan peredaran penjualan dan konsumsi miras.
“Mestinya yang dijual itu hanya miras yang kadar alkoholnya 5 persen ke bawah, misalnya bir. Karena resiko konfliknya kecil. Nah kalau miras lokal seperti sopi atau moke, itu kadar alkoholnya di atas 20 persen . Inilah pemicu konflik,” tegasnya.
By. Simon
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !