KORAN MARICA--KUPANG -- Beberapa warga masyarakat Kota Kupang mengatakan entah menang atau kalah, mereka akan tetap mendukung paket mereka (dalam putaran pertama) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT putaran kedua.
Sam Muskanan, seorang warga Kota Kupang, yang ditemui di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, pekan lalu, mengungkapkan, kekuatan massa kedua paket (Frenly dan Esthon-Paul) diperkirakan berimbang. Mereka pun bingung siapa yang akan menang karena koalisi dari parpol masih kuat untuk mendukung calonnya. "Saya masih bingung siapa yang lebih kuat, tetapi saya kira Pak Esthon juga kuat," ujarnya
Roy Ida, warga Mantasi mengatakan, dirinya mendukung paket Esthon-Paul karena partai pendukung masih kuat untuk memperjuangkan paket Esthon-Paul. "Beta (saya) pasti dukung Pak Esthon, ko beta tinggal di tengah orang Timor. Biar beta orang Sabu, tapi beta dukung Pak Esthon. Pak Esthon pasti menang," kata Roy.
Jony J Lulan, seorang seniman, menilai Frenly masih cukup kuat. "Tetapi saya mendukung paket Esthon-Paul karena dia orang Timor. Selama ini belum pernah ada orang Timor yang menjadi gubernur. Orang Timor bisa diajak kompromi. Saya sebagai warga Kota Kupang sudah lihat fenomena di Kota Kupang," ujarnya.
Sementara ibu rumah tangga, Evy Harzufri, mengatakan, agak susah diprediksi pada putaran kedua, tetapi masyarakat menginginkan adanya perubahan dan mudah-mudahan pada putaran kedua ini banyak orang bisa mau ikut berpartisipasi karena beberapa orang yang ditemui sudah enggan berpartisipasi karena paket pilihannya sudah kalah.
"Saya ingin ada perubahan. Dulu orang tertuju pada paketnya, sekarang orang berpikir untuk hal lainnya. Banyak orang ingin perubahan. Rasa-rasanya lima tahun ini tidak ada perubahan yang radikal," katanya.
Andre Nea, seorang mahasiswa mengatakan, kalau dilihat dari dukungan, kemungkinan Frenly bisa menang karena dukungan dari Flores cukup banyak. "Tapi beta dukung paket Esthon-Paul," ujarnya.
Peter Naif, warga Batuplat, mengaku mendukung Esthon-Paul karena orang Timor lebih baik pilih orang Timor. "Di beta punya lingkungan di Batuplat juga mendukung Pak Esthon," katanya.
Salah seorang warga Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Andi Gelat (30) memilih sosok Esthon Foenay. Menurut dia, Esthon bisa membawa perubahan. "Kami pilih Esthon untuk membawa perubahan," kata Andi.
Andi mengatakan, sosok Esthon adalah sosok yang bersahaja dan bisa membawa perubahan. Selama ini, walau Frans Lebu Raya putra daerah, tapi belum banyak yang dibuat untuk daerahnya. "Biar kami pilih Esthon supaya membangun Flotim lebih maju," kata Andi lagi.
Sejumlah warga Flores Timur (Flotim) mengaku memilih Drs. Frans Lebu Raya (Frenly) bukan karena suku dan agama, tapi sosok Frans Lebu Raya bisa membawa perubahan.
Menurut warga, pemilihan Gubernur NTT periode 2013-2018 bukan pilih ketua suku atau pemimpin agama. (ira/iva/mas)
Sam Muskanan, seorang warga Kota Kupang, yang ditemui di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, pekan lalu, mengungkapkan, kekuatan massa kedua paket (Frenly dan Esthon-Paul) diperkirakan berimbang. Mereka pun bingung siapa yang akan menang karena koalisi dari parpol masih kuat untuk mendukung calonnya. "Saya masih bingung siapa yang lebih kuat, tetapi saya kira Pak Esthon juga kuat," ujarnya
Roy Ida, warga Mantasi mengatakan, dirinya mendukung paket Esthon-Paul karena partai pendukung masih kuat untuk memperjuangkan paket Esthon-Paul. "Beta (saya) pasti dukung Pak Esthon, ko beta tinggal di tengah orang Timor. Biar beta orang Sabu, tapi beta dukung Pak Esthon. Pak Esthon pasti menang," kata Roy.
Jony J Lulan, seorang seniman, menilai Frenly masih cukup kuat. "Tetapi saya mendukung paket Esthon-Paul karena dia orang Timor. Selama ini belum pernah ada orang Timor yang menjadi gubernur. Orang Timor bisa diajak kompromi. Saya sebagai warga Kota Kupang sudah lihat fenomena di Kota Kupang," ujarnya.
Sementara ibu rumah tangga, Evy Harzufri, mengatakan, agak susah diprediksi pada putaran kedua, tetapi masyarakat menginginkan adanya perubahan dan mudah-mudahan pada putaran kedua ini banyak orang bisa mau ikut berpartisipasi karena beberapa orang yang ditemui sudah enggan berpartisipasi karena paket pilihannya sudah kalah.
"Saya ingin ada perubahan. Dulu orang tertuju pada paketnya, sekarang orang berpikir untuk hal lainnya. Banyak orang ingin perubahan. Rasa-rasanya lima tahun ini tidak ada perubahan yang radikal," katanya.
Andre Nea, seorang mahasiswa mengatakan, kalau dilihat dari dukungan, kemungkinan Frenly bisa menang karena dukungan dari Flores cukup banyak. "Tapi beta dukung paket Esthon-Paul," ujarnya.
Peter Naif, warga Batuplat, mengaku mendukung Esthon-Paul karena orang Timor lebih baik pilih orang Timor. "Di beta punya lingkungan di Batuplat juga mendukung Pak Esthon," katanya.
Salah seorang warga Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Andi Gelat (30) memilih sosok Esthon Foenay. Menurut dia, Esthon bisa membawa perubahan. "Kami pilih Esthon untuk membawa perubahan," kata Andi.
Andi mengatakan, sosok Esthon adalah sosok yang bersahaja dan bisa membawa perubahan. Selama ini, walau Frans Lebu Raya putra daerah, tapi belum banyak yang dibuat untuk daerahnya. "Biar kami pilih Esthon supaya membangun Flotim lebih maju," kata Andi lagi.
Sejumlah warga Flores Timur (Flotim) mengaku memilih Drs. Frans Lebu Raya (Frenly) bukan karena suku dan agama, tapi sosok Frans Lebu Raya bisa membawa perubahan.
Menurut warga, pemilihan Gubernur NTT periode 2013-2018 bukan pilih ketua suku atau pemimpin agama. (ira/iva/mas)
Editor : alfred_dama
Sumber : Pos Kupang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !